Senin, 01 Desember 2008

Sukacita "Joyfullness"

Sukacita itu merupakan refleksi kecerahan rohani dengan wajah berseri yang terjadi karena mengalami fellowsip penuh dengan Tuhan


D E F I N I S I

Dalam bahasa Ibrani yang utama, kata sukacita disebut Simchah, yang berasal dari kata dasar Samach, yang diterjemahkan menjadi, meriangkan, bersukacita, menjadi atau membuat bahagia. Di dalam kitab suci, ada ayat-ayat yang berhubungan dengan kata sukacita ini, diantaranya adalah bersukacita Fil.4:4, bersukacita dan bergembira Mat.5:12, bergembiralah, (delight) Maz.37:4 dan berbahagialah,(blessed) yang maksudnya berbahagia dengan roh yang berlimpah. Maz.1:1


BAGAIMANA BISA SUKACITA TINGGAL BERSAMA-SAMA DUKACITA?

Paulus telah menyatakan dia memiliki beratnya dan panjangnya derita di dalam hati terhadap mereka yang menolak untuk mempercayai serta hidup di dalam Tuhan kita Yesus Kristus, namun pada waktu yang bersamaan, ia memiliki sukacita yang berkesinambungan karena orang-orang yang tersambung dengan Sorga. Lihat,Rom.9:2, Fil.4:1

Dia juga bersaksi tentang keduanya di dalam ayat berikut ini, ‘Sebagai orang berdukacita, namun selalu bersukacita. 2 Kor.6:10

Adalah sangat mungkin kita dalam duka namun beroleh sukacita di dalam waktu yang bersamaan, karena sukacita yang dimaksud adalah sukacita yang berasal dari ekspresi roh kita, sedangkan dukacita itu sendiri merupakan ekspresi dari jiwa kita. Dukacita demikian tentu bisa berdampak juga terhadap roh kita sehingga akhirnya menjadikan roh yang menderita apabila kita tidak menanggapi situasi ini dengan benar, maka karakter yang diberikan oleh hidup Kristus di dalam kita perlu menangkalnya.


UPAH DARI SUKACITA

Upah dari sukacita roh akan berdampak pada perkara jasmani, jiwani dan rohani tentunya. Dalam kehidupan orang yang bersukacita rohani, orang-orang sekutunya akan mengalami sukacita juga karena sukacita itu bisa menular!

Sukacita pada dasarnya merangsang keluarnya beragam hormone di dalam tubuh yang menguatkan dan menguntungkan bagi tubuh manusia.

  • Sukacita itu adalah kekuatan kita. Neh.8:10
  • Sukacita itu adalah obat kesehatan kita. Ams.17:22
  • Sukacita itu cahaya untuk wajah kita. Ams.15:13

APA YANG MENGHASILKAN OLEH SUKACITA?

  1. Keselamatan kekal kita. Sumber sukacita terbesar adalah keselamatan yang diberikan Tuhan kepada kita oleh penebusanNya di atas kayu salib. Tuhan menekankan pokok ini kepada murid-muridNya saat Ia berkata: ‘Jangan bersukacita oleh karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu terdaftar di Sorga’ Luk.10:20 Namun sayang, sukacita karena keselamatan kita dapat menurun bahkan lenyap bila kita masih menyetujui dosa menerobos lagi di dalam hidup kita. Jadi Daud berdoa:’ Bangkitkanlah kegirangan yang ada padaku. Berikanlah aku roh yang rela’ Maz.51:12
  2. Suara batin yang baik. Karena sukacita itu dating dari hasil fellowship dengan Tuhan, segala hal yang menghalangi fellowship itulah yang menurunkan sukacita yang terjadi. Dosa yang tak mau dibereskan dan kejahatan akan menghancurkan hubungan karena perbuatan yang jahat adalah perkara kegelapan yang dilakukan di dalam kegelapan. Allah itu sendiri adalah terang dan sama sekali tidak memiliki kegelapan. ‘Tetapi jika kita hidup di dalam terang, sebagaimana Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang akan yang lain, dan darah Yesus, AnakNya itu, menyucikan kita daripada segala dosa.’1 Yoh.1:7 Berdasarkan dari kebenaran ini, Paulus menulis,’ Inilah yang kami megahkan/rejoicing, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami’ 2 Kor.1:12
  3. Aturan Firman Tuhan. Aturan yang dimaksud adalah peranan kita yang mengaplikasikan Nya dalam praktek hidup sehari-hari dari hukum Allah. Saat Daud dan enam ratus orang-orangnya mengejar serta mengalahkan orang Amalek yang menawan keluarga dan harta milik mereka, mereka kembali dengan memboyong kembali semuanya tanpa ada yang hilang bahkan ditambah dengan kelimpahan yang hebat dari hasil jarahan. Ada orang-orang yang telah ikut menjarah ini berkata kepada Daud agar mereka yang kelelahan dan berhenti ditengah jalan, hanya akan mendapat harta mereka serta keluarga saja tanpa beroleh hasil jarahan, namun Daud mejawab mereka bahwa mereka yang telah tertinggal akan mendapat bagian yang sama dengan mereka yang maju berjuang sampai tuntas. Dan aturan yang diberikan oleh Daud ini menjadi satu aturan turun temurun di Israel. (1 Sam.30:24-25) Aturan yang dijalankan berdarankan tuntunan dari Sang Kebenaran akan membuat hati kita bersuka: ‘Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati’ (Maz.19:8)
  4. Perintah-perintah Tuhan. Seluruh hukum digenapi saat kita mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia di dalam Tuhan kita Yesus Kristus. Tuhan kita telah mengingatkan kita untuk tetap bersukacita oleh karena memelihara printah-perintahnya: ’Sebagaimana Bapa telah mengasihi Aku, maka Akupun mengasihi kamu. Tinggallah di dalam kasihKu itu. Jikalau kamu menuruti perintahKu, kamu akan tinggal di dalam kasihKu itu, seperti Aku menuruti perintah BapaKu dan tinggal di dalam kasihNya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacitaKu ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya’ Yoh.15:9-13. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hatiu; perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya’ Maz.19:8
  5. Rhema dari Alkitab. Yang perlu kita ketahui adalah bahwa Alkitab itu isinya keseluruhan diinspirasikan oleh Allah yang sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari. Oleh karena itulah Roh Allah membimbing setiap orang percaya kepada setiap isi di dalamnya yang mempunyai kekhususan tuntunan dalam setiap situasi dan keadaan. Sabgai rhema Ia terukir di dalam batin dan menjadi satu di dalam hidup kita serta memproduksi sukacita yang khusus. ‘Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataanMu, aku menikmatinya; firmanMu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab namaMu telah diserukan atasku, ya Tuhan, Allah semesta alam’ Yer.15:16 Rasul Yohanes juga membenarkan adanya sukacita yang datang karena kita menerima rhema “Jika engkau tinggal di dalam Aku dan firmanKu (rhema) tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah BapaKu dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-muridKu….semua ini Kukatakan kepadamu, supaya sukacita ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh” Yoh.15:7,11
  6. Memberi jawaban yang bijak. Kata-kata yang diucapkan orang benar itu amat berkuasa! Seperti tercantum dalam Ams.18:21 bahwa Hidup dan mati dikuasai oleh lidah. Saat kita mengucapkan kata-kata yang melukai orang lain ataupun berkata-kata secara tidak efektif mengungkapkan kebenaran, selayaknya kita berduka dan menyesal! Bagaimanapun jua, saat kita memberikan jawaban yang bijak dan menolong, tentulah sukacita akan terasa ada di dalam jiwa kita. “Siapa memberi jawaban yang tepat mengecup bibir” Ams.24:26 “Seseorang bersukacita karena jawaban yang diberikannya, dan alangkah baiknya perkataan yang tepat pada waktunya! Ams.15:23 “Hati orang bijak menjadikan mulutnya berakal budi, dan menjadikan bibirnya lebih dapat meyakinkan” Ams.16:23
  7. Saat terjadinya aniaya. Cobaan berat yang kebanyakan orang yang dapat menimbulkan takut serta beragam orang bereaksi karena ketakutannya itu sebenarnya cobaan dimanfaatkan Tuhan menjadi sumber sukacita baru. Tuhan Yesus berkata,” Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di Sorga” Mat.5:11-12 Lebih lanjut Yakobus memberi kesaksian terhadap kebenaran yang satu ini:” Anggaplah sebagai suatu kebahagiaan apabila kamu jatuh ke pelbagai pencobaan, sebab kamu tahu bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan” Yak.1:2-3 Petrus juga menjelaskan bagaimana penderitaan menghasilkan sukacita: Saat engkau menderita,” Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu terima dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya” 1 Pet.4:13
  8. Pertumbuhan rohani murid murid. Tujuan hidup kita di muka bumi ini setidaknya membuat sebanyak mungkin Kristus tinggal di dalam hidup mereka, serta dengan pertumbuhan rohani yang sepatutnya mencapai kepenuhan Kristus dan atau kedewasaan penuh. Lihat saja, Kol.1:28-29 “ Bagi Dialah yang kami beritakan, apabila tiap tiap orang kami nasihati dan tiap tiap orang kami ajari dalam segala hikmat, untuk memimpin setiap orang kepada kesempurnaan dalam Kristus. Itulah yang kuusahakan dan kepergumulkan dengan segala tenaga, sesuai dengan kuasaNya, yang bekerja dengan kuat di dalam aku” Mat.28:19,20 “ Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman.” Dalam perkara ini, tentu saja diperlukan suatu usaha yang besar. Namun bagaimanapun upahnya tentulah sukacita besar menanti. :”Mereka yang menabur dengan airmata, akan menuai dengan sorak sorai” Maz.126:5 Paulus menyatakan kepada mereka yang ia menangkan bagi Kristus, “Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu” Gal.4:19. “Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatanganNya, kalau bukan kamu? 1 Tes.2:19. Yohanes menyatakan,”Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar daripada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran” 3 Yoh.4
  9. Kuasa Roh Kudus. Pada waktu kita meresponi kelemahan kita, cela/noda diri sendiri, segala kewajiban kita, aniaya serta kesengsaraan kita dengan bersyukur kepadaNya, bersukacita dan saat keperluan mendesak kita berseru kepada namaNya tentulah Allah mencurahkan RohNya yang Kudus itu. 2 Kor.12:8-9,”Tentang hal itu, sudah tiga kali aku berseru kepada Tuhan, supaya utusan iblis itu undur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku:”Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. “Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh Kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu…” 1 Pet.4:14. Kuasa Roh Kudus memulainya dengan kasih dan sukacita.”Tetapi buah Roh adalah: kasih, sukacita…” Gal.5:22
  10. Kepercayaan melakukan segala pekerjaan dengan baik. Dengan kuasa Roh Kudus, Allah melaksanakan perbuatan ajaib dan besar , yang membawa kita dalam sukacitaNya. Yer.33:3 “Baiklah tiap-tiap orang menguji pekerjannya sendiri, maka ia boleh bermegah melihat keadaannya sendiri dan bukan melihat keadaan orang lain” Gal.6:4 Pokok sukacita untuk setiap kita yang percaya adalah perjumpaan dengan Tuhan itu sendiri diakhir hidupnya dan mendengar DIA berkata”Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaKu yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara yang kecil, Aku akan memberukan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan Tuanmu” Mat.25:21

LANGKAH-LANGKAH MENGALAMI SUKACITA

Kitab Suci berisi sembilan perintah yang nyata, bila kita ikuti sungguh-sungguh akan menyebabkan hati kita dipenuhi oleh sukacitaNya. Ini dapat kita temukan di dalam 1 Taw.16:8-11 ataupun di dalam Maz.105:1-4

  • Bersyukurlah kepada Tuhan! Respon pertama dalam segala sesuatu kita hadapi adalah bersyukur kepada Bapa Sorgawi. Itulah yang dikehendaki Allah terhadap semua orang percaya. 1 Tes.5:18 Kita diajarkan bersyukur kepadaNya, karena: 1). Segala sesuatu berasal dari DIA Ayb.1:21; Mat.10:29 2). Segala jadi demi kebaikan kita. Rom.8:28 3). Segala sesuatu terjadi itu supaya kita menjadi serupa Kristus. Rom.8:29 4).Kesukaran dan kedukaan supaya dapat menemukan jalan-jalannya Allah. Maz.119:71

  • Serukanlah NamaNya! Kesedihan dan kekecewaan seringkali merupakan hasil dari suatu usaha menghidupi kehidupan kekristenan dengan kekuatan sendiri. Sukacita itu sendiri mulai terjadi saat kita mulai mengetahui bahwa hanya Allah yang bekerja melalui kita dan memberikan kita kerinduan dan kekuatan untuk melaksanakan kehendakNya. Fil.2:13 “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaanNya” Kecenderungan hidup natural kita ini sangat bergantung pada kekuatan kita sendiri dan lupa bahwa kita sangat memerlukan Tuhan. Maka jangan heran jika Allah menempatkan kita dalam situasi diluar batas kemampuan manusiawi kita sehingga diharapkan kita berseru kepadaNya dan mengalami pertolongan-Nya dengan kuasa RohNya di dalam dan melalui kita.. Paulus mengatakan bahwa ia sampai pada titik ketidakberdayaan dan mengalami kuasa Tuhan. 2 Kor.12:10 Cara terbaik mengekspresikan kelemahan dan ketergantungan kepada Allah adalah berseru kepadaNya. Inilah yang Allah tantang kita untuk melakukannya.:”Berserulah kepadaKu pada waktu kesesakan, Aku akan meluputkan engkau, dan engkau akan memuliakan Aku.” Maz.50:15 Hal inipun dikuatkan oleh nabi Yeremia di dalam pasal tiga puluh tiga ayat tiga:”Berserulah kepadaKu, maka Aku akan menjawab engkau dan akan memberitahukan kepadamu hal-hal yang besar dan yang tidak terpahami, yakni hal-hal yang tidak kau ketahui”

  • Perkenalkanlah perbuatanNya diantara bangsa bangsa. Di saat kita berseru kepada Tuhan dengan sikap penyerahan total kepada kehendakNya serta ketergantungan penuh dan KUasa dan penyediaanNya, tentulah Ia akan meresponi kita. Maka kemudian tanggung jawab kita untuk memperkenalkan keajaiban dan kedahsyatanNya. Kita bersukacita atas jawabanNya namun bangsa-bangsa akan bersukacita apabila kita menjadi saluran Allah bagi bangsa ini.

  • Bernyanyilah, bermazmurlah bagiNya. Bernyanyi dan bermazmur itu sangat pribadi dalam berekspresi apa yang sedang terjadi di dalam diri kita. Karena ada Allah yang meresponi seruan kita dengan kedahsyatanNya, maka kita berekspresi dalam bersukacita dalam memuji dan bermazmur bagiNya. Seperti yang dipraktekan oleh Daud, kita diperintahkan untuk penuh oleh Roh Kudus, berkata-kata dalam mazmur, kidung pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersorak dengan segenap hati. Ef.5:18 Ketahuilah orang yang bersukacita itu, orang yang bernyanyi!

  • Percakapkanlah segala perbuatanNya yang ajaib. Ada banyak percakapan kita itu seputar orang dan kejadian-kejadian disekeliling kita yang kita sukai. Namun sekarang Tuhan mau agar kita makin sadar Allah mau kita mjempercakapkan apa saja yang kita lihat Dia kerjakan bagi kita, DEKLARASIKANLAH dengan ucapan-ucapan lantang kita.

  • Bermegahlah di dalam namaNya yang kudus. Ada banyak sebutan yang dipakai oleh umat Israel kepada Allah, yang masing masing merepresentasikan aspek kehidupan kepada manusia. Namun nama Tuhan Yesus memberikan penekanan pada kepribadian Tuhan. Jadi saat kita menggunakan namaNya dalam bertindak, berkata-kata dan seterusnya, kita sedang mewakiliNya di muka bumi ini. Jadi apa saja yang kita lakukan hendaknya disadari bahwa itu menyangkut kemegahan Tuhan di muka bumi ini.

  • Bersukahati kita yang mencari Tuhan. Sebagaimana telah disebutkan bahwa cobaan dan ujian dirancang untuk sukacita kita. Kiranya ini dapat memotovasi kita semakin mencari Dia sebab di hadiratNya itu penuh sukacita! Maz.16:11 Hal pertama yang diperlukan dalam mencari Tuhan adalah kita melakukannya dengan sepenuh hati.. “Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati.” Yer.29:13 Saat Allah memeiliki kesegenapan hati kita, Dialah yang mengisinya dengan sukacitaNya. Tuhan tidak akan menahankan kebaikan dari orang yang hidup tak bercela. Maz.84:11

  • Carilah Tuhan dan kekuatanNya! Waktu yang paling berharga mencari Tuhan adalah justru saat cobaan dan ujian menerpa. Kita boleh meminta hikmat guna membedakan keuntungan beragam ujian yang kita boleh syukuri kepada Tuhan atas semuanya itu. Sukacita yang dihasilkan tentunya akan sangat mengokohkan kita, karena “ Sukacita karena Tuhan itulah perlindunganmu” Neh.8:10

  • Carilah wajah-Nya selalu. Mencari wajah Tuhan boleh jadi terhambat saat ada dosa ataupun kejahatan yang menyebabkan Ia menyembunyikan wajah-Nya dari kita.(Yes.59:2) atau meyebabkan kita tidak mau mencari wajah-Nya.. Sebagaimana wajah-Nya memancarkan cahaya atas kita, wajah kitapun akan memancarkan cahaya-Nya yang akan menerangi orang lain disekeliling kita. Ini adalah intisari dari sukacita itu, memancarkan sesuatu. “Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya, supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu diantara segala bangsa. Maz.67:1-2

Evaluasi pribadi perihal sukacita.

  • Adakah orang melihat cahaya dari wajahku ini?
  • Berserukah aku kepada Tuhan saat aku dalam kesusahan besar?
  • Berserukah aku kepada Tuhan serta mengalami perbuatan-Nya saat Ia merespon seruan kita?
  • Adakah aku berbagi sukacita dengan sesama sebisaku?
  • Adakah aku menikmati saat saat kelimpahan dengan sepenuh hati bersekutu dengan Tuhan?
  • Ingatkah, apa saja janji Tuhan yang spesifik untukku?
  • Bersyukurkah aku kepada Tuhan atas segala cobaan yang menimpa aku selama ini?
  • Adakah hidupku ini mewariskan kehidupan Kristus kepada sesamaku?
  • Adakah aku mengerjakan segala pekerjaan yang menjadi tanggung jawabku dengan sepenuh hati, tanpa diperbandingkan dengan uang yang kuperoleh?

Tidak ada komentar: