Minggu, 02 November 2008

Berdaya Guna "Resourcefulness"

Berdaya guna itu adalah meningkatkan asset melalui nilai-nilai yang tidak dilihat bahkan diabaikan orang lain


DEFINISI

Menemukan cara praktis untuk memanfaatkan sumber daya yang diremehkan orang lain

Adalah merupakan suatu kekayaan apabila kita membutuhkan sesuatu sebagai asset dan itu tersedia pada saat kita membutuhkannya. Didalam Alkitab Pendaya guna itu digambarkan sebagai orang yang sedang mengumpulkan. “Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa mengumpulkan sedikit demi sedikit, menjadi kaya” (Ams.13:11) Dalam bahasa KJV Harta yang didapat dengan kesia-siaan akan berkurang, tapi dia yang mengumpulkan dengan bekerja akan bertambah. Perkataan mengumpulkan disini qabath yang berarti memegang, mengerti. Kata Mengumpulkan dari bahasa Ibrani lainnya adalah ‘agar yang berarti menuai. “Siapa mengumpulkan pada musim panas, ia berakal budi, siapa tidur pada waktu panen membuat malu” (Ams.10:5)


KEPENTINGANNYA BERDAYA GUNA

Orang yang berdaya guna, akan meningkatkan hasil pendapatannya! Tujuan peningkatan asset kita tidak mesti menjadi timbunan harta berharga bagi kita sendiri, tetapi yang jelas akan ada peningkatan kemampuan memberi kepada sesama. “Supaya kamu senantiasa berkecukupan didalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan” (2 Kor.9:8)

Tuhan kita Yesus memberikan perumpamaan perihal Kerajaan Allah; bagaimanapun juga, itu menjadi keharusan kita mengaplikasikannya di dalam kehidupan kita berkaitan dengan pentingnya pendayagunaan.

“ Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seseorang yang mau bepergian keluar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka, yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan seorang lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.

Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.

Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.

Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.

Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya, Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat aku beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya, Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab, dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.

Kemudian datang jugalah hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai ditempat dimana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat dimana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu didalam tanah; Ini, terimalah kepunyaan tuan!, Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai ditempat dimana aku tidak menabur dan memungut dari tempat dimana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kau berikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya” ( Mat.25:14-27 )


BAGAIMANA HUKUM MENUAI ITU SANGAT MENEKANKAN PENDAYA GUNAAN

Saat Allah menetapkan hukum, ketetapan dan keadilan untuk bangsa Israel, Ia memperlengkapinya dengan “kesejahteraan social.” Bagaimanapun, pendaya-gunaan menjadi penting bagi setiap program kerja umatNya.

“Pada waktu kamu menuai hasil tanahmu, janganlah kausabit habis habis sampai ke tepinya, dan janganlah kaupungut apa yang ketinggalan dari penuaianmu. Juga sisa-sisa buah anggurmu janganlah kaupetik dua kali untuk kedua kalinya dan buah yang berjatuhan di kebun anggurmu janganlah kaupungut, tetapi semuanya itu harus kau tinggalkan bagi orang miskin dan bagi orang asing; Akulah Tuhan, Allahmu” (Im.19:9-10)

“Program Kesejahteraan” inilah yang membuat Naomi serta Ruth terpelihara setelah mereka pulang dari Moab dan memberi kesempatan bagi Boaz bermurah hati.


BAGAIMANA KEHIDUPAN DIPELIHARA MELALUI KEBERDAYA-GUNAAN

  1. Disaat bencana banjir datang. Setelah Allah menetapkan penghukuman seluruh bumi dengan air bah, Allah memerintahkan Nuh untuk membangun sebuah bahtera supaya Nuh beserta keluarganya terpelihara dan juga semua ciptaan yang tak dapat berenang. Sebagai tambahan menyediakan ruang yang dibutuhkan sebagai kandang bagi binatang, Nuh dan keluarganya menunjukkan daya guna mereka menghimpun makanan yang dibutuhkan untuk dapat luput dari bencana yang akan dating itu. “ Dan dari segala yang hidup, dari segala makhluk, sari semuanya engkau bawa satu pasang ke dalam bahtera itu, supaya terpelihara hidupnya bersama-sama dengan engkau; jantan dan betina harus kaubawa…dan engkau, bawalah bagimu, apa yang dapat dimakan; kumpulkan itu padamu untuk menjadi makanan bagimu dan bagi mereka” (Kej.6:19,21)
  2. Disaat ada bencana kelaparan. Contoh kedua yang indah tentang pemberdaya-gunaan adalah pada waktu Yusuf telah ada di Mesir. Melalui mimpi, Allah telah memperingatkan Firaun, bahwa akan ada tujuh tahun masa kelimpahan dan tujuh tahun masa kelaparan. Kita lihat bagaimana Yusuf memberikan usulan rancangan agar dapat luput daru bencana yang akan datang itu. “ Mereka harus mengumpulkan bahan makanan dalam tahun-tahun baik yang akan datang ini, dan dibawah kuasa tuanku Firaun, menimbun gandum di kota-kota sebagai bahan makanan, serta menyimpannya. Demikianlah segala bahan makanan itu menjadi persediaan untuk negeri ini dalam ketujuh tahun kelaparan yang akan terjadi di tanah Mesir, supaya negeri ini jangan binasa karena kelaparan itu” (Kej.41:35-36) Orang-orang percaya diinstruksikan untuk berdaya-guna dalam kekurangan sesuatu dari orang-orang kudus. (Rom.12:13) “ Tentang pengumpulan uang bagi orang-orang kudus, hendaklah kamu berbuat sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang kuberikan kepada jemaat-jemaat yang ada di Galatia. Pada hari pertama dari tiap-tiap minggu, hendaklah kamu masing-masing-sesuai dengan yang kamu peroleh- menyisihkan sesuatu dan menyimpannya di rumah, supaya jangan pengumpulan itu baru diadakan, kalau aku datang” (1 Kor.16:1,2)


KEKUATAN DIBALIK DARI DAYA GUNA

Sebagaimana kekayaan dapat ditingkatkan melalui kebijaksanaan serta kecakapan dalam menghimpunnya, adalah mudah kita meyakinkan diri kitabahwa kita adalah orang yang bertanggung jawab meningkatkan kekayaan tersebut. Jadi, kita mesti terus menerus mengingatkan diri sendiri bahwa itu dari Allah kita” Yang memberikan kekuatan untuk mendapatkan kekayaan” (Ul.8:18)

“ Setiap pemberian yang baik dan setiap anugrah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; padaNya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran” (Yak.1:17)


CARA KERJA TIGA RANGKAP DALAM MENGHIMPUNKAN SUMBER-SUMBER

Allah menggunakan kebutuhan jasmani untuk memotivasi kita memelihara ketergantungan kita kepadaNya. Jadi, Tuhan menginstruksikan kita untuk berdoa,” Berikanlah pada hari ini makanan kami “ (Mat.6:11)

Allah menetapkan tiga rangkap cara untuk mendapatkan sumber jawaban dari doa kita:

  1. Mintalah dan terimalah. Saat kita berdoa meminta atas dasar kebutuhan, yang perlu dicamkan oleh kita bahwa Tuhan telah berjanji menyediakannya bagi kita. Bagaimanapun juga, untuk memperolehnya, kita mesti ambil dua langkah berikut ini,
  2. Mencari serta menemukan. Sekalipun Allah telah memberikan apa yang diminta, kita mesti rajin menyelidiki apa yang sebetulnya telah tersedia itu. Hal ini membutuhkan pandangan, inisiatif dan kreatifitas.
  3. Ketuk dan dibukakan. Saat kita mempercayai bahwa kita telah menemukan apa yang Allah sediakan, kita mesti berhubungan dengan orang-orang yang dilibatkanNya. Dengan menerangkan pada mereka tujuan kita dan bagaimana Allah sebelumnya telah memimpin kita, kita dapat kemudian melihat adakah Allah mempersiapkan hati mereka menggenapi sumber sebagai pendapatan kita.


Banyak orang meminta kepada Allah untuk sesuatu dan telah diberikan, namun mereka tidak mendapatkannya karena melupakan dua langkah berikutnya. Lalu mereka menyimpulkan kalau Allah tidak mendengar atau menjawab doa permohonan mereka.

Padahal Janji Tuhan adalah, “ Mintalah, dan itu akan diberikan kepadamu; carilah, dan kamu akan mendapatkan; ketuklah, dan bagimu pintu akan dibukakan , karena kepada setiap orang yang meminta menerima, dan dia yang mencari mendapat, dan kepada dia yang mengetuk, pintu dibukakan baginya” (Mat.7:7-8)


E V A L U A S I P R I B A D I

  1. Adakah aku memelihara dengan benar segala sumber berkat yang diberikanNya kepadaku?
  2. Apakah Allah berkenan dengan cara aku menggunakan segala berkat yang diberikanNya kepadaku?
  3. Sudahkah aku menyelidiki setiap sumber yang berhargayang orang lain abaikan?
  4. Sebagaimana jumlah asset pribadi meningkat, adakah motif murni didalam aku untuk memberi, atau justru hanya untuk diri sendiri saja?
  5. Sudahkah aku meminta sesuatu kepada Allah dan berharap Dia memberinya kepadaku tanpa perlu aku mencarinya terlebih dahulu serta menemukannya?
  6. Adakah aku sedang meningkatkan nilai-nilai asset-ku, atau adakah itu sudah mulai dimakan oleh penurunan harga karena waktu, atau oleh “ngengat dan karat”?