" Menerima Situasi Sulit Tanpa Memberikan Tenggat Waktu "
Kemampuan menerima cobaan dan kesusahan sebagai sahabat dan membiarkannya membentuk karakter kita.
DEFINISI
Kata patience sangat diperlukan pada saat yang tidak diharapkan, ketika seharusnya dihadapi dengan tabah. Jadi, patience/kesabaran itu adalah sikap penerimaan kita di dalam situasi yang sulit, meluaskan Allah bekerja melalui kita tanpa batas waktu.
Dalam bahasa Ibrani disebut chiyl seperti yang ada didalam Mzm 37:7 “Berdiam dirilah di dalam Dia dan nantikanlah Dia.” Kata chiyl berarti membungkuk dalam kesakitan, seperti waktu melahirkan; mengejan; meratap, dukacita, merasa sakit ketika mau melahirkan.
Dalam Mzm 40:1 Daud menggunakan kata Ibrani yang berbeda dalam maksud yang sama. “Aku sangat menanti-nantikan Tuhan, lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengarku berteriak minta tolong.” Daud menggunakan kata qafah dalam kalimat ini. Kata tersebut dapat berarti menyatukan dalam kebersamaan (dengan mengikat, mengumpulkan, mengharapkan, menanti).
Dua kata dalam bahasa Yunani yang berarti kesabaran adalah hupomone dan makrothumia. Hupomone dapat diterjemahkan sebagai diam dibawah dan menunjukkan sukacita berkepanjangan atau konstan waktu dicobai. Hupomone itu berarti mengalami; memikul kesengsaraan dan keteguhan jiwa serta ketetapan hati.
Sedangkan kata makrothumia berarti kesabaran, menahan diri, keteguhan hati. Dengan iman dan makrothumia kita dapat mewarisi semua janji-janji Allah seperti tercatat dalam Ibr 6:12 “Agar kamu jangan menjadi lamban tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah.”
BAGAIMANA MENGEMBANGKAN KESABARAN
Kesabaran itu sendiri sebagai karakter dari roh kita yang memungkinkan kita meresponi segala bentuk kesengsaraan dan pencobaan dengan benar. Rasul Paulus menulis “Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulakn ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.” Rom 5:3-4.
Agar supaya kemuliaan nampak waktu dicobai, patutlah kita bersyukur kepada Allah buat semua itu dan bersukacita dalam segala limpahan berkat yang Tuhan rancangkan terjadi atas kita melalui cobaan. Hasil akhir dari suatu pemuliaan dalam penderitaan adalah saat kita mengalami kuasa kasih Allah melalui kuasa Roh KudusNya. “Dan pengharapan tidak mengecewakan karean kasih Allah telah dicurahkan didalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.” Rom 5:5.
Paulus menegaskan hal ini didalam surat-suratnya termasuk kepada orang percaya di Korintus. “Tetapi jawab Tuhan kepadaku: Cukuplah kasih karuniaKu bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadi sempurna. Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela didalam kelemahan, didalam siksaan, didalam kesukaran, didalam penganiyaan dan kesesakan oleh karena Kristus, sebab jika aku lemah maka aku kuat.”
Penyempurnaan kesabaran melalui suatu kesengsaraan juga dinyatakan oleh Yakobus: “Saudara-saudaraku, anggaplah merupakan suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam pelbagai-bagai cobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan, dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun” Yak.1:2-4
Kata sempurna dalam bahasa aslinya disebut teleios yang berarti komplit. Dalam beberapa penerapan beragam seperti dalam hal kerja, pertumbuhan dan mental serta moral.
PENTINGNYA KESENGSARAAN BAGI PENGEMBANGAN KESABARAN
Alkitab mencatat seorang yang bernama Ayub dimana dia menjadi seorang yang terbentuk kesabarannya melalui apa yang ia alami “Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun, kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan”
Keteguhan Ayub atas penderitaan merupakan contoh klasik tentang malapetaka yang dihadapi. “Datanglah seorang pesuruh kepada Ayub dan berkata:’Sedang lembu sapi membajak dan keledai-keledai betina makan rumput disebelahnya, datanglah orang-orang Syeba menyerang dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang. Hanya aku seorang diri yang luput, sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan’ Sementara orang itu berbicara datanglah orang lain dan berkata:’Api telah menyambar dari langit dan membakar serta memakan habis kambing domba dan penjaga-penjaga. Hanya aku seorang diri yang luput; sehingga dapat memberitahu hal itu kepada tuan’ Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata:’ Orang-orang Kasdim membentuk tiga pasukan, lalu menyerbu unta-unta dan merampasnya serta memukul penjaganya dengan mata pedang dan hanya aku seorang diri yang selamat sehingga dapat memberitahukan hal itu kepada tuan’ Sementara orang itu berbicara, datanglah orang lain dan berkata:’ Anak-anak tuan yang lelaki dan yang perempuan sedsang makan-makan dan minum anggur di rumah saudara mereka yang sulung, maka tiba-tiba angin ribut bertiup dari seberang padang gurun; rumah itu dilandanya pada empat penjurunys dan roboh menimpa orang-orang muda itu, sehingga mereka mati. Hanya aku sendiri yang luput, sehingga dapt memberitahukan hal itu kepada tuan” Ayub 1:14-19
Daya tahan terhadap penderitaan dari Ayub memang mengherankan. Namun tanggapan Ayub yang melahirkan pemurnian dan penyempurnaan baginya sebagai contoh yang mana kesabaran dalam penderitaan itu pasti menghasilkan, dalam kehidupan orang percaya.
Kita tahu semua ternaknya dirampok dan para pekerjanya dibunuh kecuali tiga pelapor yang menghadap Ayub, sedang tujuh putra dan tiga putrinya tewas dalam sehari. Maka Ayub berdiri dan mengoyakkan jubahnya seraya berkata:”Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku kembali kedalamnya. Tuhan yang memberi dan Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan!” Ayub 1:20,21
Didalam tanggapannya itu, kita melihat penyempurnaan karakter-karakter sebagai berikut:
1. Bencana menghasilkan kerendahan hati. Ayub bangkit berdiri mengoyakkan jubah dan mencukur rambut kepalanya dan menyembah.
2. Bencana meningkatkan pemujaan. Ayub tersungkur ketanah dan menyembah.
3. Bencana mendorong kerendahan hati. Ayub berkata:”Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku”
4. Bencana menjernihkan prioritas kita. Ayub berkata:”Dengan telanjang juga aku akan kembali kepadanya”
5. Bencana memicu ucapan terima kasih kepada Tuhan. Tuhan yang memberi!
6. Bencana membuat kita jadi tahu membedakan. Tuhan yang mengambil walaupun setan terlibat.
7. Bencana menghasilkan penghormatan. Terpujilah nama Tuhan!
MAKNA DUKACITA DALAM KESABARAN
Kualitas dari kesabaran kita dibentuk dengan adanya penderitaan dan kesusahan. Itu ada dalam definisi dari kalimat-kalimat diatas.
Penderitaan dan kesusahan menuntut kesabaran yang memiliki akibat pemurnian pada mereka yang bertahan. Rasul Petrus menekankan hal ini. “ Dan Allah, sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaanNya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu, sesudah kamu menderita seketika lamanya.(1 Pet.5:10)
Dalam penderitaan kita tanggung dengan kesabaran itu sangat berguna dalam kehidupan mereka yang memperhatikan pertumbuhan iman selama kita menanggung penderitaan.
Rasul Paulus menjelaskan bahwa semakin kita mengalami penderitaan dan kematian, semakin kuasa kebangkitan itu bekerja didalam dan melalui diri kita untuk menghidupkan orang lain.”Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, supaya kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami. Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian, kami dihempaskan, namun tidak binasa. Kamisenantiasa membawa kematian Yesus di dalam tubuh kami, supaya kehidupan Yesus juga menjadi nyata di dalam tubuh kami. Sebab kami, yang masih hidup ini, terus menerus diserahkan kepada maut karena Yesus, supaya juga hidup Yesus menjadi nyata didalam tubuh kami yang fana ini. Maka demikianlah maut giat di dalam tubuh kami dan hidup giat di dalam kamu. (2 Kor.4:7-12)
Paulus menggunakan kesabaran seorang ibu dalam proses melahirkan, sebagai kebenaran yang dituntut juga kesabaran bila kita memberitakan injil supaya mereka memiliki keselamatan serta dalam pertumbuhannya sampai mencapai tingkat kedewasaannya.. “Hai anak-anakku, karena kamu aku menderita sakit bersalin lagi, sampai rupa Kristus menjadi nyata di dalam kamu. (Gal.4:19)
MENGAPA KESABARAN ITU BEGITU PENTING
1. Menyaksikan kesudahan orang jahat. “Berdiam dirilah di hadapan Tuhan dan nantikanlah Dia dengan sabar; jaangan marah karena orang yang berhasil hidupnya, karena orang yang melakukan tipu daya, karena orang yang membawa rencana kejahatan berlalu.
2. Menghasilkan tuaian yang baik. “ Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan/kesabaran”.
3. Memperoleh hidup. “Kalau kamu tetap bertahan/kesabaran, kamu akan memperoleh hidupmu”
4. Hidup kekal bagi mereka yang mencari kemuliaan dan hormat. “Yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun/sabar berbuat baik, mencari kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan” Rom. 2:7
5. Menunjukkan diri diakui sebagai pelayan. “Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam hal menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakkan dan kesukaran” 2 Kor.6:4
6. Mempersiapkan diri menjelang kadatanganNya. “Kamu juga harus bersabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat!” Yak.5:8 “ Kiranya Tuhan tetap menujukan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan/kesabaran menantikan Kristus” 2 Tes.3:5
7. Menjadi pemimpin yang berkualitas. “Sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar” (2 Tim.2:24)
8. Berlari dalam perlombaan yang baik. “Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, maruilah kita menanggalkan semua beban dan dosa, yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun/sabar dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan tahta Allah.” Ibr.12:1,2
U P A H K E S A B A R A N
1. Melihat Allah menjawab doa kita. “Aku sangat menanti-nantikan Tuhan; lalu Ia menjenguk kepadaku dan mendengar teriakku minta tolong” Maz.40:1
2. Memiliki pengharapan di dalam Allah. “ Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan/kesabaran dan penghiburan dari kitab suci” Rom. 15:4
3. Diperbaharuinya kekuatan kita. “ Dan dikuatkan dengan segala kekuatan oleh kuasa kemuliaanNya untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar” Kol.1:11 “ Tetapi orang yang menanti-nantikan Tuhan mendapat kekuatan baru; mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah” Yes.40:31
4. Mewarisi janji-janji Allah. “Agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang dijanjikan Allah….dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya” Ibr.6:12,15 “Sebab kamu memerlukan ketekunan/kesabaran, supaya setelah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu” Ibr.10:36
5. Menjadi orang percaya yang dewasa. “Dan biarlah ketekunan/kesabaran itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan sesuatu apapun” Yak.1:4
6. Mendapatkan persetujuan Allah. “Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita dengan sabar, maka itu adalah kasih karunia pada Allah” 1 Pet.1:20
Nasihat yang diberikan oleh Yakobus tentang kesabaran, dia sanghat menekankan kepentingannya bersabar serta upah dari kesabaran itu sendiri.” Karena itu, saudara-saudara, bersabarlah sampai pada kedatangan Tuhan! Sesungguhnya petani menantikan hasil yang berharga dari tanahnya dan ia sabar sampai telah turun hujan musim gugur dan dan hujan musim semi.
Kamu juga harus sabar dan harus meneguhkan hatimu, karena kedatangan Tuhan sudah dekat! Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling menyalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu. Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan/kesabaran Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan”
Yak.5:7-11
Setelah Ayub berhasil melampaui ujian kesengsaraan, Allah melimpahi dia dua kali lipat dari semua yang dia miliki sebelumnya.
EVALUASI PRIBADI
Seberapa sabarkah anda?
1. Sadarkah aku bahwa hasil akhir dari segala sesuatu yang dialami ada di tangan Tuhan?
2. Adakah aku menantikan orang lain sebagai kesempatan belajar menantikan Allah?
3. Apakah aku memberi diri untuk mendengar suara Tuhan waktu berdoa?
4. Adakah aku menanti Tuhan menjawab doa-doaku menurut waktuNya?
5. Apakah aku tetap mengerjakan tanggung-jawabku sementara aku menantikan Tuhan ataupun orang-orang lain?
6. Adakah aku memandang wajah Tuhan saat menanti provisi daripadaNya?
7. Apakah aku bersuka saat menahan sakit dan derita?
8. Sabarkah aku membimbing mereka yang menjadi tanggung-jawabku?
9. Adakah aku bergirang atau kepahitan, waktu penderitaan yang terakhir kualami?
Minggu, 06 April 2008
Langganan:
Postingan (Atom)