Selasa, 29 Januari 2008

Tanggung Jawab "Responsible"

Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang mengetahui dan melakukan apa yang Allah dan masyarakat harapkan dari dirinya.

DEFINISI

Kata dalam Alkitab tertulis duty menyatakan konsep dari satu tanggung jawab. Kata itu sendiri diterjemahkan dari bahasa Yunani ‘opheilo’ yang berarti berhutang atau menyatakan niat baik kepada sesama. Kata ‘opheilo’ diterjemahkan berbeda-beda dalam Kitab Perjanjian Baru, termasuk wajib, seharusnya, perlu, berhutang, sedia.

“Kita yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan sendiri” Rom. 15:1 “Hendaklah suami memenuhi kewajiban harus sedia berbuat baik” 1 Kor.7:3 “Tapi jikalau seseorang menyangka bahwa ia tidak berlaku wajar terhadap gadisnya, jika gadisnya itu telah bertambah tua dan benar-benar merasa diperlukan kawin, baiklah ia kawin” 1 Kor.7:36 “Janganlah kamu berhutang apapun kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi.” Rom. 13:8 “Akan tetapi kami harus sedia selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu saudara-saudara” 2 Tes.2:13


TUGAS-TUGAS YANG MENJADI TANGGUNG JAWAB KITA


  1. Membayar hutang kasih kita. “Janganlah berhutang apapun tapi kasihilah seorang akan yang lain sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum taurat.” Rom. 13:8.

  2. Menyokong para pelayan yang setia. “Jika bangsa-bangsa lain telah beroleh bagian dalam harta rohani bangsa Yahudi, maka wajiblah juga bangsa-bangsa lain itu melayani bangsa Yahudi dengan harta duniawi mereka.” Rom.15:27.

  3. Menanggung kelemahan orang-orang percaya. “Kita yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri.” Rom. 15:1.

  4. Membuat keputusan untuk menikah. “Bahwa ia tidak berlaku wajar terhadap gadisnya, jika gadisnya itu telah bertambah tua dan ia benar-benar merasa, bahwa mereka harus kawin, kalau ia menghendakinya. Hal itu bukan dosa.” 1 Kor.7:36.

  5. Mewujudkan kasih dalam hubungan suami isteri. “Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri; siapa mengasihi isterinya mengasihi dirinya sendiri.” Ef. 5:28.

  6. Mensyukuri pertumbuhan rohani orang beriman. “Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, karena imanmu makin bertambah dan kasihmu seorang akan yang lain makin kuat diantara kamu.” 2 Tes.1:3.

  7. Kerelaan menderita bagi saudara seiman. “Demikian kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah meyerahkan nyawaNya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.” 1 Yoh.3:16.

  8. Pribadi yang sedia merendah. “Sebab itu perempuan harus memakai tanda wibawa dikepalanya oleh karena para malaikat.” 1 Kor. 11:10.

  9. Memelihara anak-anak yang ada. “Sesungguhnya sekarang sudah untuk ketiga kalinya aku siap untuk mengunjungi kamu, dan aku tidak akan merupakan suatu beban bagi kamu. Sebab bukan hartamu yang aku cari, melainkan kamu sendiri. Karena bukan anak-anak yang harus mengumpulkan harta bagi orangtuanya melainkan orangtualah untuk anak-anaknya.” 2 Kor.12:14.

  10. Berjalan dalam kasih Kristus. “Barangsiapa berkata , bahwa ia ada didalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” 1 Yoh.2:6 “Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka kita juga harus saling mengasihi.” 1 Yoh.4:11.

  11. Senang membuka pintu hati bagi sesama. “Saudaraku yang kekasih, engkasu bertindak sebagai orang percaya, dimana engkau berbuat segala sesuatu untuk saudara-saudara, sekalipun mereka adalah orang-orang asing.” 3 Yoh.5-8.



DIBUTUHKAN SUATU TANGGUNG JAWAB UNTUK MEMBERESKAN HUTANG


Di dalam cara yang sama seperti seorang warga negara berbagi penanggungan utang negaranya, begitu jugalah setiap orang percaya dalam menanggung suatu hutang untuk mengasihi sesamanya. Paulus menyatakannya demikian (Roma 13:8), “Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapun juga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum taurat.” Yesus juga menjelaskan kepentingan membayar suatu hutang dalam perumpamaan tentang hamba yang tidak jujur.


Sejak kita berhutang yang tak terhingga dari kasih kepada Kristus, pertanyaan akan timbul, mengenai “Bagaimanakah dapat mulai ku balas kepadaNya?” Yesus menjelaskannya bahwa, apa saja yang kita lakukan kepada sesama kita itu kita lakukan juga kepada Tuhan. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudaraKu yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.” Mat 25:40.


Hal yang sedemikian haruslah ada didalam tanggung jawab kita sehari-hari, seperti yang diterangkan oleh rasul Paulus “Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hambaNya.” Kolose 3:23-24.


Ini semua memberikan pemahaman lebih lanjut terhadap perumpamaan Tuhan Yesus tentang seorang hamba dengan tuannya. “Siapa diantara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang : Mari segera makan! Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu : Sediakanlah makanan ku. Ikatlah pinggangmu dan layanilah aku sampai aku selesai makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum. Adakah ia berterimakasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya? Demikianlah juga kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata : Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; Kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan.”






KETELITIAN PRIBADI DALAM SUATU TANGGUNG JAWAB


Aspek penting dari suatu tanggung jawab adalah bagaimana kita menjadi pribadi yang teliti dan tepat dalam mengungkapkan isi pikiran, perkataan, sikap dan tindakan kita. Sebab ini semua selaras dengan perintah-perintah Kristus, karena dalam pengadilan penghakiman Kristus semua itu akan dimunculkan dan dievaluasi diatas dasar dari kasih ilahi. “Barangsiapa berkata : Aku mengenal Dia tetapi ia tidak menuruti perintahNya, ia adalah seorang pendusta dan didalamnya tidak ada kebenaran. Tetapi barang siapa menuruti firmanNya, didalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah, dengan itulah kita ketahui, bahwa kita ada didalam Dia. Barangsiapa dia mengatakan, bahwa ia ada didalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” I Yoh 2:4-6.



1. Tanggung jawab dalam pikiran-pikiran.


“Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia yang menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.” II Kor 10:5.


2. Tanggung jawab dalam perkataan.


“Tetapi Aku berkata kepadamu : Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggung jawabkannya pada hari penghakiman karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.” Mat 12:36-37.


3. Tanggung jawab dalam tindakan.


“Sebab kita semua harus menghadap tahta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.” II Kor 5:10.


4. Tanggung jawab dalam sikap.


“Jagalah lidahmu terhadap yang jahat dan bibirmu terhadap ucapan-ucapan yang menipu, jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, carilah perdamaian dan berusahalah mendapatkannya.


5. Tanggung jawab dalam motivasi.


“Aku, Tuhan, yang menyelidiki hati, yang menguji batin, untuk memberi balasan kepada setiap orang setimpal dengan tingkah langkahnya, setimpal dengan hasil perbuatannya.” Yeremia 17:10.



EVALUASI PRIBADI



  1. Adakah saudara menerima tanggung jawab terhadap hutang untuk mengasihi sesama orang percaya?

  2. Adakah saudara memiliki rasa terimakasih secara khusus untuk bani Israel, karena kita mendapat warisan rohani melalui mereka?

  3. Adakah saudara menetapkan suatu kesukaan yang dapat menyebabkan saudara-saudara yang lemah menjadi tersandung?

  4. Adakah saudara telah memenuhi seluruh tanggung jawab dalam keluarga (bagi yang telah menikah)?

  5. Adakah saudara memenuhi tanggung jawab berdoa bagi saudara-saudara seimanmu?

  6. Adakah saudara mencari cara-cara praktis menajalani kehidupan untuk dijadikan contoh bagi yang lain?

  7. Sudahkah saudara menerima tanggung jawab pribadi untuk semua pikiran, kata, sikap dan perbuatan saudara?

  8. Adakah saudara bermaksud menyelesaikan tanggung jawab melatih anak-anak menjadi kuat didalam Roh?

  9. Adakah saudara menunjukkan tanggung jawab demi kebutuhan-kebutuhan praktis saudara seiman?

  10. Adakah saudara memberi dukungan material kepada mereka yang melayani saudara secara spiritual?

  11. Adakah saudara bertanggung jawab terhadap kesehatan diri sendiri sehingga menjadi lebih baik dalam melayani Tuhan?